Saring sebelum Sharing |
Rakyat Bangka -- Literasi digital sebagai upaya pencagahan radikalisme dan terorisme di masyarakat melauli FKPT melalui BNPT pusat bekerja sama menyelenggarakan kegiatan tersebut dengan tema “SARING SEBELUM SHARING”. (17/5)
Bekerja sama dengan BNPT, FKPT menyelenggarakan kegitan tersebuat bertepatan pada hari pertama bulan suci Ramadhan pada hari Kamis, 17 Mei 2018 di Hotel Puncak, Pangkalpinang, Bangka yang ditutup dengan agenda buka bersama. Melihat dengan berbagai kejadian-kejadian Bom dan Terorisme yang terjadi di indonesia baru-baru ini.
Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Penyelengaraan kegitan ini bertujuan untuk membeirikan pemahaman kepada media dan para blogger dan media kampus yang mana kegitan ini juga dihadiri oleh perwakilan mahasiswa di seluruh perguruan tinggi di Pangkalpianang yang menjadi peserta. Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Babel, Abdul Fatah, Kapolda Babel, Brigjen Pol Syriful Zachri,serta kepala Kebasbangpol Babel, Tarmin.
Ketua pelaksana kegiatan, Yusrizal menyatakan menyebutkan bahwa "agenda kegiatan ini bertujuan dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan dan mengajak awak media dan media pesr kampus, jurnalis upaya tentang bahaya radikalisme dan terorisme, serta mengajak semua kalangan media dan mahsiswa yang terhiumpun dalam media pers kampus untuk mendukung pencegahan radikalisme di Babel”. ungkapnya
Literasi digital dalam upaya pencegahan radikalisme dan terosisme di masyarakat ini juga dihadiri pemateri yang akn menjadi narasubernya langsung dari pejababat BNPT Setyo Pranowo, selaku bagian Deputi 1 BNPT dalam upaya pencegahan dan perlindungan menjadi pemateri pertama yang menyampaikan materi megenai “Waspada terhadap paham radikal terorisme”. Setio Panomo menegaskan bahwa”dalam hal ini perlu dikaji lebih detail lagi karena mngencam keutuhan negara sehingga POLDA dan TNI menjalin hubungan dengan masyarakat sbg slah saru upaya pengkondusifan dan menjembatani masalah radikalisme”.
Materi kedua disampaikan oleh Yosep Adi Prasetyo, selaku Ketua Dewan Pers mengatakan bahwa “indonesia merupakan negara dengan penggunaan media terbesar didunia, yang mana berjumlaj 47.000 media baik itu online, media masa, media sosial, radio dan televisi sedikit dari media yang terverifikasi kehadirannya, sehingga banyak menimbulkan masalah-masalah yang timbul dari mulai pencemaran nama baik dan sebagianya di akibatkan karena media-media yang tidak terverifikasi yang mana dalam hal ini di awasi ketat oleh Dewan Pers itu sendiri.
Pimpinan Harian Bangka Pos juga sempat memberikan sedikit pengarahan dan pengetahuan tentang bagaimana menyikapi berita berita yanga da sebagi media massa yang baik, yang mana di tema kegiatan tersebut menyebutkan "SARING SEBELUM SHARING", beliau juga menyebutkan bagaimana kerifan sosial dan budaya juga sangat mempengaruhi dalam menyikapi masalah radiklaisme dan terorisme ini.
Kegiatan ini ditutup oleh materi dan challange oleh Bang Andy Muhiyidin seorang yang telah berkiprah lama di kancah media dalam hal berita reporter di stasiun televisi nasional, beliau memberikan pengetahuan kepada para mahasiwa tentang bagaimana menciptakan kemampuan literasi pemahaman digital bagi kaum mahasiswa.
Ada beberapa tips yang beliau hadirkan kapada para mahasiswa tentang bagaiman cara mendapatkan berita yang baik dengan teknik penulisan, pengambilan vidio berita yang baik, dan juga teknik –teknik penggunaan handphone yang bisa dijadikan sebagai bahan tanpa harus membawa perlatan jurnalis.
“dengan menggunakan handpone dan android kalian, dan kalian juga sudah bisa menjadi seorang jurnalis tanpa harus capek-capek dengan peralatan dan perlengkapan jurnalis, tetapi dengan tips-tips yang baik pula”. ujar Bang Andy Muhiyidin. *(sni)